Tubuh kita memiliki sistem kekebalan tubuh yang diberikan oleh
Allah untuk melawan segala benda asing yang masuk kedalamnya, baik dari bahaya kimiawi,
maupun biologi. Tetapi jika pemilik tubuh tersebut tidak menjaga kesehatannya
dengan baik maka sistem kekebalan tubuh tersebut akan mengalami penurunan
fungsi atau bahkan tidak bisa melawan patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Begitupun dengan virus (termasuk bahaya biologis) yang menjadi pandemi global sekarang
yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh coronavirus. Mereka yang terinfeksi bisa
saja tidak menunjukkan gejala apapun karena sistem kekebalan tubuh yang bagus
sehingga bisa melumpuhkan corona virus yang masuk, sistem imunnya melakukan self defense sehingga pulih. Mereka yang
menunjukkan gejala mild-moderate
bahkan severe sistem imunnya cukup
baik sehingga dengan bantuan obat (dalam hal ini mengobati gejalanya) sehingga
bisa pulih, dan mereka yang memiliki sistem imun yang buruk biasanya memiliki
penyakit penyerta sehingga bisa menyebabkan kematian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan sistem
imun dalam melawan coronavirus yaitu
:
1.
Selalu
berfikir positif; fikiran yang positif akan menciptakan psikologis yang sehat,
dimana beberapa hal yang yang harus dimiliki agar psikologi sehat diantaranya
adalah emosi yang positif, optimisme, kepuasan, hubungan yang positif dengan
orang lain, dll. Psikologis yang sehat memiliki hubungan erat dengan kesehatan
fisik. Meskipun coronavirus ini
memiliki penyebaran yang begitu cepat dan membahayakan tapi kita harus bisa
memanage fikiran kita supaya tetap positif tidak takut berlebihan atau paranoid
dan tetap optimis bahwa pandemi ini akan terlewati, dengan cara selalu patuhi
instruksi yang telah digaungkan oleh pemerintah, untuk menghindari berita hoax
akses saja informasi dari website resmi seperti https://www.who.int/,https://www.covid19.go.id/ ,https://infeksiemerging.kemkes.go.id/, maupun website resmi pemerintah daerah
masing-masing. Jika kita merasa takut berlebihan sebaiknya lakukan social media distancing, maksudnya hindari membuka media sosial, menonton/membaca
media mainstream lainnya, karena khawatir akan meningkatkan rasa cemas dan
takut yang berlebihan. Tapi pastikan kita tetap melakukan pedoman pencegahan
Covid-19 yang telah diinstruksikan.
2.
Menjaga
kebersihan berupa :
a. Rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir setelah memegang barang yang berpotensi menempelnya kuman, sebelum dan
sesudah makan, sampai dirumah, setelah dari kamar mandi. Jika sedang berpergian
atau tidak bisa menemukan air dan sabun, gunakan hand sanitizer.
b. Jika harus keluar rumah, sesampainya di rumah
langsung mandi tanpa memegang anggota keluarga, tanpa menyentuh apapun, tidak
duduk atau berbaring dulu (Jika ingin menormalkan suhu tubuh dulu sebelum
mandi, silahkan di depan rumah saja)
c. Baju yang telah dipakai untuk bekerja atau
bepergian langsung dicuci, jangan digunakan berulang ataupun ditempatkan
bersamaan dengan kain yang bersih.
3. Hindari menyentuh
hidung, mulut dan mata
Tangan bisa menjadi transmisi sehingga terjadinya
infeksi. Hasil riset menunjukkan rata-rata manusia menyentuh hidung dan matanya
bisa 3 kali dalam sejam, menyentuh mulut bisa 4 kali dalam 1 jam. Makanya hindari
kebiasaan ini, karena coronavirus
masuk ke tubuh melalui 3 zona ini.
4. Tetap
berada di dalam rumah jika tidak ada kegiatan yang penting di luar rumah. Gunakan
masker jika harus keluar rumah.
5.
Mengkonsumsi
makanan bergizi dan seimbang (untuk lebih detail sesuai kebutuhan individu
silahkan konsultasi dengan ahli gizi). Berikut beberapa sumber bahan makanan
yang membantu meningkatkan imunitas, tetapi bukan berarti kita hanya harus
mengkonsumsi makanan ini saja dan tidak dalam jumlah yang berlebihan. Tetap
harus memperhatikan konsep gizi seimbang.
Beberapa zat gizi yang bersifat immunomodulator (meningkatkan sistem
imun tubuh) :
a. Sumber probiotik, seperti yoghurt, kimchi, dan
produk dairy lainnya.
b. Sumber prebiotik, seperti buah pisang, bawang
merah, bawang putih, asparagus dan oats.
Pentingnya mengkonsumsi probiotik dan prebiotik untuk menjaga
keseimbangan mikrobiota usus yang akan membantu meningkatkan kesehatan seperti
melawan patogen, meningkatkan sistem imun dan pemeliharaan berat badan.
c. Sumber vitamin C, seperti jambu biji, cabe
merah, tomat, jeruk, strawberi, pepaya, brokoli, mangga, lemon, dll. (cabe
merah disini tidak untuk dikonsumsi dalam jumlah yang banyak ya, karena akan
berisiko meningkatkan asam lambung bagi penderita gangguan lambung).
Vitamin C meningkatkan sistem imun tubuh dengan perannnya sebagai
antioksidan dalam menetralisir radikal bebas. Banyak penelitian yang
membuktikan fungsi Vitamin A dalam meningkatkan sistem imun.
d. Sumber vitamin E; Sayuran berwarna hijau, biji
bunga matahari, Kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kuning telur,dll.
Vitamin E berperan sebagai antioksidan dengan melindungi membran
sel serta menjaga permeabilitas membran. Integritas membran sel meningkatkan
sistem imunitas.
e. Sumber vitamin A; hati sapi, ikan salmon, ikan
tuna, keju, udang, susu, telur, hati dan dari nabati dengan kandungan
betakaroten yaitu wortel, ubi jalar, brokoli, kangkung, paprika merah, bayam,
mangga, semangka, pepaya, jambu, aprikot, dll.
Vitamin A meningkatkan innate
imunne system (innate immune yaitu
sistem imun bawaan tubuh/non spesifik) dengan peranannya dalam memelihara sel
epitel. Vitamin A juga memiliki peranan pada imunitas seluler.
f.
Sumber
Selenium; terutama pada makanan laut, hati, dan ginjal, daging dan unggas.
Selenium berperan menjadi katalisator dalam pemecahan peroksida
sehingga tidak merusak asam lemak tak jenuh yang memiliki peranan penting dalam
menjaga membran sel, mempertahankan integritas membran dan melindungi rusaknya
DNA.
g. Sumber Zinc; terutama pada daging, hati,
kerang dan telur, kacang-kacangan.
Zinc merupakan co-factor
ratusan enzim yang beefungsi dalam metabolisme zat gizi, selain itu memegang
kendali berbagai aktifitas sel-sel imunitas yang akan melawan infeksi yang
masuk ke tubuh.
h. Sumber Besi; terutama pada daging, ayam, ikan,
telur, tempe kedelai, kacang hijau, kacang merah dan kacang-kacangan lainnya,
serealia tumbuk, sayuran hijau, dll.
Besi dibutuhkan oleh enzim reduktase ribonukleotida dalam sintesis
DNA yang berperan dalam respon kekebalan sel oleh limfosit-T. Selain itu jika
kekurangan besi sel darah putih tidak dapat bekerja efektif dalam menghancurkan
patogen, begitupun dengan enzim mieloperoksidase yang berperan dalam kekebalan
tubuh.
6.
Mengaktifkan
vitamin D dengan cara berjemur di bawah cahaya matahari
Vitamin D meningkatkan perlindungan imunitas
dalam hal ini bagian dari innate imunne
system (innate imunne system yaitu sistem imun bawaan tubuh). Vitamin D
memiliki peranan penting dalam respon antimikroba bawaan tubuh. Vitamin D3
menyebabkan Tcell memproduksi lebih banyak molekul CD31 pada permukaan sel-T. Sebagian
orang berpendapat berjemur di bawah sinar matahari akan membunuh virus corona,
belum ada bukti ilmiah yang bisa membenarkan hal ini. Tujuan utamanya adalah
mendapatkan Pro Vitamin D3 sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
7.
Melalukan Physical distancing (jaga jarak) dengan
siapapun, minimal jarak 1 meter
WHO telah menginstruksikan melakukan physical
distancing untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yaitu dengan meminimalisir
kontak fisik dengan orang lain. Mendekatkan hati tetap bisa dilakukan dengan
menggunakan media internet.
8.
Melakukan aktifitas
fisik dan exercise untuk meningkatkan
daya imun. Lakukan olahraga rutin min. 30 menit setiap hari 4-5 kali/minggu.
9.
Melakukan hal-hal
yang membuat bahagia sejauh tidak melanggar norma agama, hukum dan norma
sosial.
10.
Jika baru
kembali melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit untuk melakukan isolasi
mandiri selama 14 hari. Jika masih stay
di zona merah dianjurkan untuk tidak mudik/pulang kampung terlebih dahulu.
Sayangi keluarga di kampung halaman dengan tidak mudik terlebih dahulu.
Referensi :
Almatsier, Sunita.
2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Chen P., et al. Coronavirus disease (COVID-19): The need to
maintain regular physical activity while taking precautions. Journal of
Sport and Health Science 9 (2020) 103-104
European Centre for Disease Prevention and
Control (ECDC). Technical Report : Considerations
relating to social distancing measures in response to COVID-19 – second
update 2020. Diakses tanggal 2 April 2020 https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/considerations-relating-social-distancing-measures-response-covid-19-second
European Centre for Disease Prevention and
Control (ECDC). Technical Report : Guidelines
for the use of non-pharmaceutical measures to delay and mitigate the impact of
2019-nCoV. Diakses tanggal 2 April 2020 https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/guidelines-use-non-pharmaceutical-measures-delay-and-mitigate-impact-2019-ncov
Kwok
Y. L. A., et al. Face touching: A frequent habit that has
implications for hand hygiene. American Journal of Infection Control 2015 Feb 1; 43(2): 112–114
Saul L., et
al. 1,25-Dihydroxyvitamin D3 Restrains CD4 T Cell Priming Ability
of CD11c Dendritic Cells by Upregulating Expression of CD31. Frontiers in Immunology, 2019; 10
Park N., et al. Positive Psychology and Physical Health: Research and Applications.
American Journal Of Lifestyle Medicine May-June 2016.
Putri,
Tri Oktariani. Probiotik Dan Prebiotik. diakses tanggal 7 April 2020 https://www.apki.or.id/probiotik-dan-prebiotik/
Siswanto, dkk. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem Imunitas. Gizi Indon
2013, 36(1):57-64
WHO.int. Coronavirus disease (COVID-19) advice for
the public: Myth busters. Diakses tanggal 5 April 2020 https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar