vicka

Loading

Senin, 11 Mei 2020

Tingkatkan Imunitas Lawan Corona

Tubuh kita memiliki sistem kekebalan tubuh yang diberikan oleh Allah untuk melawan segala benda asing yang masuk kedalamnya, baik dari bahaya kimiawi, maupun biologi. Tetapi jika pemilik tubuh tersebut tidak menjaga kesehatannya dengan baik maka sistem kekebalan tubuh tersebut akan mengalami penurunan fungsi atau bahkan tidak bisa melawan patogen yang masuk ke dalam tubuh. Begitupun dengan virus (termasuk bahaya biologis) yang menjadi pandemi global sekarang yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh coronavirus. Mereka yang terinfeksi bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun karena sistem kekebalan tubuh yang bagus sehingga bisa melumpuhkan corona virus yang masuk, sistem imunnya melakukan self defense sehingga pulih. Mereka yang menunjukkan gejala mild-moderate bahkan severe sistem imunnya cukup baik sehingga dengan bantuan obat (dalam hal ini mengobati gejalanya) sehingga bisa pulih, dan mereka yang memiliki sistem imun yang buruk biasanya memiliki penyakit penyerta sehingga bisa menyebabkan kematian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan sistem imun dalam melawan coronavirus yaitu :
1.      Selalu berfikir positif; fikiran yang positif akan menciptakan psikologis yang sehat, dimana beberapa hal yang yang harus dimiliki agar psikologi sehat diantaranya adalah emosi yang positif, optimisme, kepuasan, hubungan yang positif dengan orang lain, dll. Psikologis yang sehat memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik. Meskipun coronavirus ini memiliki penyebaran yang begitu cepat dan membahayakan tapi kita harus bisa memanage fikiran kita supaya tetap positif tidak takut berlebihan atau paranoid dan tetap optimis bahwa pandemi ini akan terlewati, dengan cara selalu patuhi instruksi yang telah digaungkan oleh pemerintah, untuk menghindari berita hoax akses saja informasi dari website resmi seperti https://www.who.int/,https://www.covid19.go.id/ ,https://infeksiemerging.kemkes.go.id/, maupun website resmi pemerintah daerah masing-masing. Jika kita merasa takut berlebihan sebaiknya lakukan social media distancing, maksudnya hindari membuka media sosial, menonton/membaca media mainstream lainnya, karena khawatir akan meningkatkan rasa cemas dan takut yang berlebihan. Tapi pastikan kita tetap melakukan pedoman pencegahan Covid-19 yang telah diinstruksikan.

2.      Menjaga kebersihan berupa :
a.      Rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah memegang barang yang berpotensi menempelnya kuman, sebelum dan sesudah makan, sampai dirumah, setelah dari kamar mandi. Jika sedang berpergian atau tidak bisa menemukan air dan sabun, gunakan hand sanitizer.
b.      Jika harus keluar rumah, sesampainya di rumah langsung mandi tanpa memegang anggota keluarga, tanpa menyentuh apapun, tidak duduk atau berbaring dulu (Jika ingin menormalkan suhu tubuh dulu sebelum mandi, silahkan di depan rumah saja)
c.       Baju yang telah dipakai untuk bekerja atau bepergian langsung dicuci, jangan digunakan berulang ataupun ditempatkan bersamaan dengan kain yang bersih.
3.     Hindari menyentuh hidung, mulut dan mata
Tangan bisa menjadi transmisi sehingga terjadinya infeksi. Hasil riset menunjukkan rata-rata manusia menyentuh hidung dan matanya bisa 3 kali dalam sejam, menyentuh mulut bisa 4 kali dalam 1 jam. Makanya hindari kebiasaan ini, karena coronavirus masuk ke tubuh melalui 3 zona ini.
4.    Tetap berada di dalam rumah jika tidak ada kegiatan yang penting di luar rumah. Gunakan masker jika harus keluar rumah.
5.      Mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang (untuk lebih detail sesuai kebutuhan individu silahkan konsultasi dengan ahli gizi). Berikut beberapa sumber bahan makanan yang membantu meningkatkan imunitas, tetapi bukan berarti kita hanya harus mengkonsumsi makanan ini saja dan tidak dalam jumlah yang berlebihan. Tetap harus memperhatikan konsep gizi seimbang.
Beberapa zat gizi yang bersifat immunomodulator (meningkatkan sistem imun tubuh) :
a.      Sumber probiotik, seperti yoghurt, kimchi, dan produk dairy lainnya.
b.      Sumber prebiotik, seperti buah pisang, bawang merah, bawang putih, asparagus dan oats.
Pentingnya mengkonsumsi probiotik dan prebiotik untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus yang akan membantu meningkatkan kesehatan seperti melawan patogen, meningkatkan sistem imun dan pemeliharaan berat badan.
c.       Sumber vitamin C, seperti jambu biji, cabe merah, tomat, jeruk, strawberi, pepaya, brokoli, mangga, lemon, dll. (cabe merah disini tidak untuk dikonsumsi dalam jumlah yang banyak ya, karena akan berisiko meningkatkan asam lambung bagi penderita gangguan lambung).
Vitamin C meningkatkan sistem imun tubuh dengan perannnya sebagai antioksidan dalam menetralisir radikal bebas. Banyak penelitian yang membuktikan fungsi Vitamin A dalam meningkatkan sistem imun.
d.      Sumber vitamin E; Sayuran berwarna hijau, biji bunga matahari, Kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kuning telur,dll.
Vitamin E berperan sebagai antioksidan dengan melindungi membran sel serta menjaga permeabilitas membran. Integritas membran sel meningkatkan sistem imunitas.
e.      Sumber vitamin A; hati sapi, ikan salmon, ikan tuna, keju, udang, susu, telur, hati dan dari nabati dengan kandungan betakaroten yaitu wortel, ubi jalar, brokoli, kangkung, paprika merah, bayam, mangga, semangka, pepaya, jambu, aprikot, dll.
Vitamin A meningkatkan innate imunne system (innate immune  yaitu sistem imun bawaan tubuh/non spesifik) dengan peranannya dalam memelihara sel epitel. Vitamin A juga memiliki peranan pada imunitas seluler.
f.        Sumber Selenium; terutama pada makanan laut, hati, dan ginjal, daging dan unggas.
Selenium berperan menjadi katalisator dalam pemecahan peroksida sehingga tidak merusak asam lemak tak jenuh yang memiliki peranan penting dalam menjaga membran sel, mempertahankan integritas membran dan melindungi rusaknya DNA.
g.      Sumber Zinc; terutama pada daging, hati, kerang dan telur, kacang-kacangan.
Zinc merupakan co-factor ratusan enzim yang beefungsi dalam metabolisme zat gizi, selain itu memegang kendali berbagai aktifitas sel-sel imunitas yang akan melawan infeksi yang masuk ke tubuh.
h.      Sumber Besi; terutama pada daging, ayam, ikan, telur, tempe kedelai, kacang hijau, kacang merah dan kacang-kacangan lainnya, serealia tumbuk, sayuran hijau, dll.
Besi dibutuhkan oleh enzim reduktase ribonukleotida dalam sintesis DNA yang berperan dalam respon kekebalan sel oleh limfosit-T. Selain itu jika kekurangan besi sel darah putih tidak dapat bekerja efektif dalam menghancurkan patogen, begitupun dengan enzim mieloperoksidase yang berperan dalam kekebalan tubuh.
6.      Mengaktifkan vitamin D dengan cara berjemur di bawah cahaya matahari
Vitamin D meningkatkan perlindungan imunitas dalam hal ini bagian dari innate imunne system (innate imunne system yaitu sistem imun bawaan tubuh). Vitamin D memiliki peranan penting dalam respon antimikroba bawaan tubuh. Vitamin D3 menyebabkan Tcell memproduksi lebih banyak molekul CD31 pada permukaan sel-T. Sebagian orang berpendapat berjemur di bawah sinar matahari akan membunuh virus corona, belum ada bukti ilmiah yang bisa membenarkan hal ini. Tujuan utamanya adalah mendapatkan Pro Vitamin D3 sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
7.      Melalukan Physical distancing (jaga jarak) dengan siapapun, minimal jarak 1 meter
WHO telah menginstruksikan melakukan physical distancing untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yaitu dengan meminimalisir kontak fisik dengan orang lain. Mendekatkan hati tetap bisa dilakukan dengan menggunakan media internet.  
8.      Melakukan aktifitas fisik dan exercise untuk meningkatkan daya imun. Lakukan olahraga rutin min. 30 menit setiap hari 4-5 kali/minggu.
9.      Melakukan hal-hal yang membuat bahagia sejauh tidak melanggar norma agama, hukum dan norma sosial.
10.  Jika baru kembali melakukan perjalanan ke wilayah terjangkit untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Jika masih stay di zona merah dianjurkan untuk tidak mudik/pulang kampung terlebih dahulu. Sayangi keluarga di kampung halaman dengan tidak mudik terlebih dahulu.

Referensi :
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Chen P., et al. Coronavirus disease (COVID-19): The need to maintain regular physical activity while taking precautions. Journal of Sport and Health Science 9 (2020) 103-104
European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Technical Report : Considerations relating to social distancing measures in response to COVID-19 – second update 2020. Diakses tanggal 2 April 2020 https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/considerations-relating-social-distancing-measures-response-covid-19-second
European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Technical Report : Guidelines for the use of non-pharmaceutical measures to delay and mitigate the impact of 2019-nCoV. Diakses tanggal 2 April 2020 https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/guidelines-use-non-pharmaceutical-measures-delay-and-mitigate-impact-2019-ncov
Kwok Y. L. A., et al. Face touching: A frequent habit that has implications for hand hygiene. American Journal of Infection Control 2015 Feb 1; 43(2): 112–114
Saul L., et al1,25-Dihydroxyvitamin D3 Restrains CD4 T Cell Priming Ability of CD11c Dendritic Cells by Upregulating Expression of CD31Frontiers in Immunology, 2019; 10
Park N., et al. Positive Psychology and Physical Health: Research and Applications. American Journal Of Lifestyle Medicine May-June 2016.
Putri, Tri Oktariani. Probiotik Dan Prebiotik. diakses tanggal 7 April 2020 https://www.apki.or.id/probiotik-dan-prebiotik/
Siswanto, dkk. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem Imunitas. Gizi Indon 2013, 36(1):57-64
WHO.int. Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters. Diakses tanggal 5 April 2020 https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters