vicka

Loading

Sabtu, 31 Maret 2012

CARSINOMA MAMMAE

A.   Pengertian Carsinoma Mammae

Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti fibroadenoma atau fibrokistik disease yang kecil saja. Bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi tidak padat. Pada stadium lebih lanjut dapat menimbuakn kelainan pada kulit berupa infiltrasi, retraksi puting susu, melekat pada kulit, seperti kulit jeruk (peau de’orange), benjolan-benjolan kecil dikulit (satellite nodule) sampai dapat dijumpai ulserasi atau basah di atas tumor dan lain sebagainya. Dapat bermetastase jauh ke paru-paru, hepar dan tulag dan lain-lain dengan segala macam akibatnya sampai kepada yang fatal.

B.   Prevalensi Carsinoma Mammae
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Di Inggris 20% kasus kanker adalah  kanker  payudara, yang merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita usia 35-55 tahun.
Di Indonesia kanker payudara menduduki posisi nomor dua dari seluruh kasus kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi UI  (Prof. Soetomo Tjokronegoro) maupun dari proyek penelitian kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Juli 1975-1978, dari 2606 kasus kanker kanker payudara menepati posisi nomor dua terbanyak setelah kenker srviks uteri. Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun dan terbanyak 40-49 tahun.
 
C.   Penyebab dan Faktor Resiko  Carsinoma Mammae

Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui, tapi telah di identifikasi factor resiko yang meningkatkan seseorang menderita Kanker payudara :
*      Jenis Kelamin dan Umur
Kurang dari 1 % Ca Mammae tumbuh pada pria, dan bisa dipastikan jenis kelamin wanita adalah factor resiko yang tinggi. Seperti kasus karsinoma lain, bertambahnya umur juga memeberikan factor resiko yang bermakna.

*      Umur sa’at Menarke dan Menopause
Didapatkan resiko yang signifikan lebih tinggi pada wanita yang mengalami menarke lebih awal dan menopause lebih lama, setelah umur 55 tahun. Karena itu wanita yang mengalami aktivitas menstruasi  selama 40 tahun beresiko dua kali lipat untuk timbulnya kanker mammae dibandingkan  dengan wanita yang aktivitas menstruasinya 30 tahun.

*      Umur pada kehamilan pertama
Wanita yang melahirka pertama pada umur 35 tahun atau lebih lebih berresiko tinggi menderita kanker Mammae.
Wanita yang infertile juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker payudara daripada waita yang fertile. Menurut penyelidik, karena wanita pada saat hamil tidak mengalami ovulasi. Penekanan ovulasi inilah yang di anggap mempunyai hubunga dengan rendahnya kanker payudara.


*      Berat Badan dan Diet
Wanita yang berumur 60 tahun dengan berat badan di atas rata-rata berresiko lebih tinggi.
Faktor diet sangat mempengaruhi berat badan. Insiden kanker mammae secara internasional mempunyai korelasi dengan konsumsi lemak.

*      Factor Genetik dan Riwayat Keluarga
Seorang wanita yang ibunya menderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak mendapat kanker payudara daripada wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit tersebut.  10 % dari penderita kanker mammae ternyata mempunyai hubungan dengan riwayat keluarga yang menderita kanker. Resiko terjadinya kanker meningkat pada saudara turunan pertama.

*      Variasi Geografik
Terdapat perbedaan jumlah kanker mammae diberbagai Negara. Jumlah rata- rata tertinggi terdapat di Amerika Utara, Eropa Barat Laut, Australia dan selandia Baru, sedangkan yang terendah di Asia Tenggara dan Afrika.
  
*      Hyperplasia Atipik
Wanita dengan lesi mamma yang jinak (hasil biopsy menujukkan hyperplasia epitel  atipik) mempunyai resiko kanker mamma yang lebih tinggi .Resiko ini akan semakin besar apabila mempunyai riwayat keluarga yag menderita kenker mamma.

D.   Patofisologi Carsinoma Mammae

carcinoma mammae di awali oleh tumor  kecil yang keras dalam payudara. Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula  mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.  Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 ).
Metastasis melalui sistem vena, akan menyebabkan terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke vertebra secara langsung. Vertebra mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudar ke paru-paru melalui sitem vena.
Metastasis melalui sistem limfe, pertama kali akan mengenai kelenjar getah bening regional.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening aksila, Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontra lateral. Jalan metastasis ke kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini belum jelas. Bila metastasis trsebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikula, bila metastasia ca mammae telah sampai ke kelenjar getah bening subklavikula, ini berarti metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus. Bila sentinel nodes yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bila terjadi aliran membaik, menuju ke kelenjar getah bening supraklavikula, dan terjadi metastasis ke kelnjar tersebut (penyebaran tak langsung). Penyebaran ke kelenjar supraklavikula secara langsung dari kelenjar subklavikula tanpa melalui sentinel nodes.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna, biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kwadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
*      Metastasis ke hepar, ini bisa terjadi jika tumor primer terletak ditepi medial bagian bawah payudara.

E.   Pencegahan Carsinoma Mammae

Carcinoma mammae adalah kanker yang ganas tapi bisa di diagnosa secara dini. Sehingga bisa di cegah dari awal. Pencegahan primer kanker payudara di lakukan melalui promosi-promosi kesehatan tentang carcinoma Mammae dan dengan melakukan SADARI ( periksa Payudara Sendiri). SADARI dilakukan sebaiknya setelah menstruasi, yaitu hari ke 7-10 dari hari menstruasi pertama. Karena saat ini pengaruh hormonal estrogen progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak dalam keadaan tidak oedema/tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Periksa payudara di waktu mandi atau waktu lain depan cermin.
Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan untuk wanita yang memiliki factor resiko apalagi yang memilki riwayat keluarga positif kanker perlu diadakan deteksi dini dengan pemeriksaan fisik yang lebih sering oleh dokter, pemeriksaan mammografi rutin/periodic sebelum umur 50 tahun. Mammografi atau pemeriksaan sinar X digunakan untuk membantu diagnosis lesi yang dapat terraba (palpable) dan yang tidak dapat teraba (impalpable).
Pada wanita yang telah positif menderita kanker payudara dilakukan pencegahan tersier untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah terjadinya penyakit komplikasi.Bisa berupa operasi, kemoterapi.
 

Minggu, 11 Maret 2012

Penyelenggaraan Makanan bagi Institusi


A.       Pengertian Penyelenggaraan Makanan Bagi Institusi.
Penyelenggaraan makanan institusi adalah usaha dalam penyediaan makanan bagi konsumen dalam jumlah banyak, yang berada dalam kelompok masyarakat yang terorganisir  di institusi seperti perkantoran, perusahaan, pabrik, industry, asrama, rumah sakit, panti social, lembaga permasyarakatan,pesantren, dan lain-lain
Penyelenggaraan makanan tenaga kerja ini dikelola oleh pemilik sendiri secara penuh, dikontrakan dengan pemborong makanan, ataupun dikelola oleh serikat buruh bersama perusahaan, Penyediaan makanan bagi tenaga kerja ini merupakan bagian dari kegiatan pabrik atau pemilik perusahaan yang seyogyanya dalam pengangguran diperhitungkan dengan teliti. Kesepakatan pengelolaan penyediaan makanan dimusyawarahkan di perusahaan dan melibatkan bagian personalia serta para pekerja.

B.     Latar Belakang Penyelenggaraan Makanan Institusi

Asupan gizi merupakan salah satu penentu dalam menetapkan kuaalitas manusia, kualitas fisik manusia ini mempengaruhi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja dalam melakukan suatu kegiatan. Jumlah waktu kerja yang panjang ini, mendorong tenaga kerja untuk mencukupi sebagian masukan gizinya di tempat kerja. Pada umumnya lokasi perkantoran atau industry terletak jauh dari tempat pemukiman, mengingat waktu berjalannya tempat kerja, sering menyebabkan pekera tidak sempat membawa makanan ke tempat kerja.Karena membawa bekal ke tempat kerja dapat mengakibatkan makanan tumpah ataupun menjadi rusak selama di jalan. membawa makanan ketempat kerja menjadi kegiatan yang kurang oraktis dan menjadi beban kerja. Selain itu,waktu  istirahat yang disediakan bagi pekerja juga terbatas, jadi bila makan keluar tepat kerja, sering kurang memungkinkan. Factor-faktor di atas merupakan alasan disediakannya sarana penyediaan makanan di tempat kerja atau lingkungannya.
 
 C.     Tujuan Penyelenggaraan Makanan Bagi Tenaga Kerja.

·         Tujuan umum
Terselenggaranya penyediaan makanan yang memenuhi syarat gizi dan standar kesehatan guna mencapai produktifitas kerja yang maksimal.

1.      Tujuan khusus
Tersedianya berbagai bentuk pengulahan makanan bagi masyarakat pekerja di pabrik,perusahaan,perkantoran,atau institusi lain yang sejenis
a.       Tersedianya standar kebutuhan bahan makanan bagi pejerja selama bekerja yang berpedoman pada kecukupan gizi bagi tenaga kerja.
b.      Tersedianya makanan oekerja yang aman dan bersih,memenuhi selera,enak dan bergizi.
c.       Ditetapkannya system makanan yang layak

Namun demikian, tujuan penyediaan makanan bagi tenaga kerja ini adalah untuk mencapai tingkat kesehatan dan stamina tenaga kerja yang sebaik-baiknya, agar dapat diciptakan suasana kerja yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yang maksimal.
Penyelenggaraan makanan tenaga kerja ini dikelola oleh pemilik sendiri secara penuh, dikontrakan dengan pemborong makanan, ataupun dikelola oleh serikat buruh bersama perusahaan, kadang kegiatan pengelolaan ini dimodifikasi dengan kombinasi cara-cara yang disebutkan.
Penyediaan makanan bagi tenaga kerja ini merupakan bagian dari kegiatan pabrik atau pemilik perusahaan yang seyogyanya dalam pengangguran diperhitungkan dengan teliti. Kesepakatan pengelolaan penyediaan makanan dimusyawarahkan di perusahaan dan melibatkan bagian personalia serta para pekerja.

D. Keuntungan dan Kelemahan
1.keuntungan
Keuntungan dari penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja antara lain:
·         peningkatan kesejahteraan karyawan, dengan makanan yang bergizi sehingga karyawan lebih sehat dan produktivitas
·         penyediaan lapangan pekerjaan, dengan adanya penyelenggaraan makanan dalam suatu institusi sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi ahli gizi dan tukang masak.
·         lebih efektif bagi perusahaan, dengan disediakannya makanan dalam perusahaan/ pabrik karyawan tidak perlu lagi keluar mencari makanan. Sehingga lebih menghemat waktu.
2.Kelemahan
  • dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah makanan
  • Kualitas bahan makanan kurang baik
  • Cita rasa kurang diperhatikan
  • Makanan kurang bervariasi
  • Porsi tidak sesuai, setiap karyawan mungkin memiliki porsi makan yang berbeda dan kebutuhan gizi yang berbeda.
E. Masalah yang timbul Dalam Penyelenggaran Makanan Institusi
1.      Makanan kurang sesuai dengan selera karyawan, sehingga karyawan lebih suka mencari makanan diluar
2.      Jika terjadi kesalahan dalam pengolahan atau terjadi keracunan akan menimbulkan kerugian dan bahaya yang besar, karena makanan diperuntukkan untuk semua karyawan.
3.      Perencanaan yang kurang baik akan menyebabkan tidak maksimalnya penyelenggaraan makanan dalam institusi tersebut.
4.      Tenaga pelaksana yang kurang professional akan menghasilkan makanan yang tidak sesuai harapan.
 
F.  Tipe Penyelenggaraan Makanan
Berdasarkan Penggunaan Bahan Makanan
1 Konvensional
§  Konvensional : semua dari bahan mentah dr pasar
§  Semi konvensional : digunakan juga makanan dibeli dalam bentuk sudah jadi (kue, roti dll)
2 Makanan Terpusat (Commissary Food Service)
§  produksi secara massal di dapur pusat dengan peralatan otomatis dan peralatan canggih
§  kemudian didistribusikan ke beberapa penyelenggara makanan institusi
§  keadaan makanan : panas, dingin atau beku
3 Dengan Bahan Siap Masak (Ready Prepared)
§  makanan dimasak dan didinginkan atau dibekukan beberapa saat/hari sebelum disajikan
§  menghindari puncak kesibukan memasak
§  dapat disajikan sesuai jadwal
§  butuh freezer dan pendingin besar
§  butuh oven microwave untuk memanaskan
4 Dengan Makanan Olahan Siap Dipanaskan (Assembly Serve System)
§  dibeli dlm bentuk makanan beku dari industri makanan
§  disimpan - dipanaskan dan siap disajikan
§  butuh freezer dan tempat penyimpanan dingin