vicka

Loading

Senin, 11 Juni 2012

ANALISA BIVARIAT

1.     Tujuan penelitian:
Mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan jenis pekerjaan yang dimiliki
a.     Variabel independen à tingkat pendidikan ibu
Variabel dependen à jenis pekerjaan ibu
b.     Tingkat pendidikan ibu à didik
Jenis pekerjaan ibu à kerja
c.     Didik à kategorik
Kerja à kategorik
d.     uji → uji beda proporsi. Makin tinggi tingkat pendidikan makin tinggi pekerjaan ibu. HO pengujian : tidak ada perbedaan proporsi ibu yang memiliki perkejaan antara ibu yang tamat SD,SLTP,SLTA dan Perguruan Tinggi.
e.    
f.        

Chi-Square Tests

Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
5.637E3a
15
.000
Likelihood Ratio
5.110E3
15
.000
Linear-by-Linear Association
2.280E3
1
.000
N of Valid Cases
8065


a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,17.

g.     ada perbedaan proporsi ibu yang memiliki pekerjaan antara ibu yang tamat SD, SLTP,SLTA dan Perguruan Tinggi.
2.     Tujuan penelitian
Mengetahui hubungan tingkat pendidikan Ibu dengan kadar Hb ibu
a.     Var independent à tingkat pendidikan ibu
Var dependen à kadar Hb ibu
b.     Tingkat pendidikan ibuà didik
Kadar Hb ibu à Hb
c.     Didik à kategorik
Kadar Hb à numerik
d.     Uji annova à makin tinggi tingkat pendidikan ibu makin tinggi pula kadar Hb ibu. HO à tidak ada perbedaan proporsi ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SMA dan Perguruan Tinggi dengan kadar Hb
e.     Uji normality

Statistics
Kadar HB (g/dl)

N
Valid
8065
Missing
0
Mean
11.654
Median
12.000
Mode
12.0
Skewness
.143
Std. Error of Skewness
.027
è Data normal
f.        

ANOVA
Kadar HB (g/dl)






Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
71.356
3
23.785
24.961
.000
Within Groups
7681.467
8061
.953


Total
7752.824
8064



g.     ada perbedaan proporsi ibu yang memiliki kadar Hb tinggi atau rendah  antara ibu yang tamat SD, SLTP,SLTA dan Perguruan Tinggi.

3.     Tujuan penelitian
Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan mendapat imunisasi TT saat pemeriksaan kehamilan pertama kali
a.     Var independent à tingkat pendidikan ibu
Var dependen à pernah atau tidaknya mendapat imunisasi TT saat pemeriksaan pertama kali
b.     Tingkat pendidikan à didik
Pernah atau tidaknya mendapat TT à TT
c.     Didik à kategorik
TT à kategorik
d.     Uji chi square à makin tinggi tingkat pendidikan ibu makin tinggi pula frekuensi pernah atau tidak pernahnya ibu mendapat imunisasi TT saat pemeriksaan kehamilan pertama kali
e.    
f.        
Chi-Square Tests

Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
17.333a
3
.001
Likelihood Ratio
17.426
3
.001
Linear-by-Linear Association
4.593
1
.032
N of Valid Cases
7668


a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,20.
g.     Ada perbedaan proporsi ibu yang mendapat imunisasi TT pada pemeriksaan pertama kali antara ibu yang berpendidikan SD, SLTP, SMA dan Perguruan Tinggi
4.     Tujuan penelitian
Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pernah atau tidak pernahnya memeriksakan kehamilan
a.     Var independent à pekerjaan ibu
Var dependent à pernah atau tidak pernah memeriksakan kehamilan
b.     Pekerjaan ibu à Kerja
Pernah atau tidak memeriksakan kehamilan à pernah
c.     Kerja à kategorik
Pernah atau tidaknya memeriksakan kehamilanà kategorik
d.     Uji chi square. Makin tinggi tingkat pekerjaan ibu makin tinggi pula frekuensi pernah atau tidak pernahnya ibu memeriksakan kehamilan. HO à tidak ada perbedaan proporsi ibu yang pernah atau tidak pernah memeriksakan kehamilan dengan pekerjaan ibu PNS, swastas, wiraswasta, pedagang, buruh/tani dan lain-lainnya
e.     -
f.        
Chi-Square Tests

Value
df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square
2.747E2a
5
.000
Likelihood Ratio
236.547
5
.000
Linear-by-Linear Association
253.394
1
.000
N of Valid Cases
8065


a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,12.
g.     Ada perbedaan proporsi ibu yang pernah atau tidak pernahnya memriksakan kehamilan dengan pekerjaan ibu PNS, swasta, wiraswasta, pedagang, buruh atau tani dan lain-lain.


Rabu, 16 Mei 2012

yakini


Q berlari mengejar mimpiq,,
Q tak peduli walau q letih, tersandung dan jatuh..
Q tak peduli kau mengejek, menghina dan menertawakanq,,
Sungguh q tak peduli..
Yang q tahu adalah q inginkan mimpiq jadi nyata..
Dibatas lelahq tetap bertahan
Sesaat q istirahat,mengumpulkan semua hal yang akan menguatkan q menuju mimpiq..

Q tahu q mampu,,q tau q bisa dan pasti bisa…
Walau Tak ada  cahaya, tanpa air, dan dalam sendiripun
Q akan tetap melangkah kedepan,,
Yang selanjutnya akan q temukan cahaya, kesejukan dan teman
Yang kan temaniq menuju bahagiaq yang abadi

Pelangi itu akan selalu temaniq,,yang hanya q lihat biasanya setelah hujan
Pada waktunya nanti pelangi itu akan slalu q kihat
walau tanpa hujan perlu hadir sebelumnya
matahari akan terangiq,,walaupun siang tlah berlalu
cahaya bulan kan tetap ada walau malam tlah pergi..
bintangpun akan tetap berkerlip walau hujan turun dimalam hari..
oksigen akan tetap bersih dan segar,,walau debu dan asap bertebaran
bunga-bunga akan tetap bermahkota indah walau musim semi tlah berlalu,,
keindahan itu tak akan pernah hilang,,
bahagiah itu nggak akan pernah tinggalkanq,,
percayalah masa itu pasti ada..
coz semua itu telahir dari kalbu,,
tercipta dari hati
dan itu semua kita sendiri yang akan menulisnya untuk hidup kita.
Saat kita ingin tersenyum,walau dalam sedih,,tapi jika ingin maka kita akan tersenyum
Saat gundah hadir,hatipun bisa bahagiah kalau kita ingin dan mau mnciptakan bahagiah itu.

Semua hal tergantung kita,,
Mau atau tidak mau….
Tentukanlah pilihan kita,,hidup ini milik kita dan kita sendiri yang mengaturnya,,tentunya dengan ijin dari yang menciptakan hidup,,ALLAH…..




Sabtu, 31 Maret 2012

CARSINOMA MAMMAE

A.   Pengertian Carsinoma Mammae

Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti fibroadenoma atau fibrokistik disease yang kecil saja. Bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi tidak padat. Pada stadium lebih lanjut dapat menimbuakn kelainan pada kulit berupa infiltrasi, retraksi puting susu, melekat pada kulit, seperti kulit jeruk (peau de’orange), benjolan-benjolan kecil dikulit (satellite nodule) sampai dapat dijumpai ulserasi atau basah di atas tumor dan lain sebagainya. Dapat bermetastase jauh ke paru-paru, hepar dan tulag dan lain-lain dengan segala macam akibatnya sampai kepada yang fatal.

B.   Prevalensi Carsinoma Mammae
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Di Inggris 20% kasus kanker adalah  kanker  payudara, yang merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita usia 35-55 tahun.
Di Indonesia kanker payudara menduduki posisi nomor dua dari seluruh kasus kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi UI  (Prof. Soetomo Tjokronegoro) maupun dari proyek penelitian kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Juli 1975-1978, dari 2606 kasus kanker kanker payudara menepati posisi nomor dua terbanyak setelah kenker srviks uteri. Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun dan terbanyak 40-49 tahun.
 
C.   Penyebab dan Faktor Resiko  Carsinoma Mammae

Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui, tapi telah di identifikasi factor resiko yang meningkatkan seseorang menderita Kanker payudara :
*      Jenis Kelamin dan Umur
Kurang dari 1 % Ca Mammae tumbuh pada pria, dan bisa dipastikan jenis kelamin wanita adalah factor resiko yang tinggi. Seperti kasus karsinoma lain, bertambahnya umur juga memeberikan factor resiko yang bermakna.

*      Umur sa’at Menarke dan Menopause
Didapatkan resiko yang signifikan lebih tinggi pada wanita yang mengalami menarke lebih awal dan menopause lebih lama, setelah umur 55 tahun. Karena itu wanita yang mengalami aktivitas menstruasi  selama 40 tahun beresiko dua kali lipat untuk timbulnya kanker mammae dibandingkan  dengan wanita yang aktivitas menstruasinya 30 tahun.

*      Umur pada kehamilan pertama
Wanita yang melahirka pertama pada umur 35 tahun atau lebih lebih berresiko tinggi menderita kanker Mammae.
Wanita yang infertile juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker payudara daripada waita yang fertile. Menurut penyelidik, karena wanita pada saat hamil tidak mengalami ovulasi. Penekanan ovulasi inilah yang di anggap mempunyai hubunga dengan rendahnya kanker payudara.


*      Berat Badan dan Diet
Wanita yang berumur 60 tahun dengan berat badan di atas rata-rata berresiko lebih tinggi.
Faktor diet sangat mempengaruhi berat badan. Insiden kanker mammae secara internasional mempunyai korelasi dengan konsumsi lemak.

*      Factor Genetik dan Riwayat Keluarga
Seorang wanita yang ibunya menderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak mendapat kanker payudara daripada wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit tersebut.  10 % dari penderita kanker mammae ternyata mempunyai hubungan dengan riwayat keluarga yang menderita kanker. Resiko terjadinya kanker meningkat pada saudara turunan pertama.

*      Variasi Geografik
Terdapat perbedaan jumlah kanker mammae diberbagai Negara. Jumlah rata- rata tertinggi terdapat di Amerika Utara, Eropa Barat Laut, Australia dan selandia Baru, sedangkan yang terendah di Asia Tenggara dan Afrika.
  
*      Hyperplasia Atipik
Wanita dengan lesi mamma yang jinak (hasil biopsy menujukkan hyperplasia epitel  atipik) mempunyai resiko kanker mamma yang lebih tinggi .Resiko ini akan semakin besar apabila mempunyai riwayat keluarga yag menderita kenker mamma.

D.   Patofisologi Carsinoma Mammae

carcinoma mammae di awali oleh tumor  kecil yang keras dalam payudara. Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula  mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.  Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 ).
Metastasis melalui sistem vena, akan menyebabkan terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke vertebra secara langsung. Vertebra mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudar ke paru-paru melalui sitem vena.
Metastasis melalui sistem limfe, pertama kali akan mengenai kelenjar getah bening regional.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening aksila, Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontra lateral. Jalan metastasis ke kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini belum jelas. Bila metastasis trsebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikula, bila metastasia ca mammae telah sampai ke kelenjar getah bening subklavikula, ini berarti metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus. Bila sentinel nodes yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bila terjadi aliran membaik, menuju ke kelenjar getah bening supraklavikula, dan terjadi metastasis ke kelnjar tersebut (penyebaran tak langsung). Penyebaran ke kelenjar supraklavikula secara langsung dari kelenjar subklavikula tanpa melalui sentinel nodes.
*      Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna, biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kwadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
*      Metastasis ke hepar, ini bisa terjadi jika tumor primer terletak ditepi medial bagian bawah payudara.

E.   Pencegahan Carsinoma Mammae

Carcinoma mammae adalah kanker yang ganas tapi bisa di diagnosa secara dini. Sehingga bisa di cegah dari awal. Pencegahan primer kanker payudara di lakukan melalui promosi-promosi kesehatan tentang carcinoma Mammae dan dengan melakukan SADARI ( periksa Payudara Sendiri). SADARI dilakukan sebaiknya setelah menstruasi, yaitu hari ke 7-10 dari hari menstruasi pertama. Karena saat ini pengaruh hormonal estrogen progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak dalam keadaan tidak oedema/tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Periksa payudara di waktu mandi atau waktu lain depan cermin.
Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan untuk wanita yang memiliki factor resiko apalagi yang memilki riwayat keluarga positif kanker perlu diadakan deteksi dini dengan pemeriksaan fisik yang lebih sering oleh dokter, pemeriksaan mammografi rutin/periodic sebelum umur 50 tahun. Mammografi atau pemeriksaan sinar X digunakan untuk membantu diagnosis lesi yang dapat terraba (palpable) dan yang tidak dapat teraba (impalpable).
Pada wanita yang telah positif menderita kanker payudara dilakukan pencegahan tersier untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah terjadinya penyakit komplikasi.Bisa berupa operasi, kemoterapi.